Mempromosikan ekowisata ramah lingkungan KOPHI Aceh Adakan KOPHI SENUSA melalui ekowisata bahari Aceh.



            Minggu 21 Agustus 2016, Kophi Aceh memberangkatkan lebih dari 20 peserta ekowisata bahari ke gugusan kepulauan Aceh melalui dermaga Ujong Pancu Aceh Besar. Wisata bahari ke gugusan Pulau Aceh merupakan sektor perairan wisata bahari yang mulai
terkenal di Aceh dan mulai banyak diminati oleh para wisatawan baik lokal maupun luar. Keindahan Pulau yang masih belum terjamah dan terumbu karang yang luar biasa indahnya merupakan sebuah potensi wisata baru yang menjanjikan, sehingga banyak penyalur wisata yang mulai mempromosikan kawasan ini. Namun, tanpa adanya kerjasama yang baik antara penyalur wisata dan masyarakat sekitar, serta para wisatawan ditakutkan potensi terumbu karang dan lingkungan yang masih terjaga ini nantinya akan tercemar dan rusak oleh ketidakpahaman para wisatawan terhadap lingkungan baru ini.    
            Melihat potensi ini, Kophi Aceh bekerjasama dengan Aceh Vacation Partner menggagas sebuah edukasi wisata tentang kondisi lingkungan Pulau Aceh, dan peran wisatawan dalam menjaga lingkungan wisata tersebut. Aceh Vacation Partner sendiri adalah mitra wisata yang memfasilitasi para wisatawan untuk menjelajah tampat-tampat wisata disekitar Aceh, khususnya wisata bahari. Semenjak awal berdiri, Aceh Vacation Partner telah memiliki prinsip untuk menjalankan sistem ekowisata yang ramah lingkungan kepada para wisatawan, sehingga para wisatawan sedikit demi sedikit akan memahami potensi dan tugas mereka dalam menjaga lingkungan.

            Pukul 08.30 WIB para peserta dan panitia berkumpul di dermaga untuk mendengarkan arahan dari pihak Aceh Vacation Partner, yang berisikan materi tentang sejarah garis pantai Aceh sebelum dan sesudah Tsunami, serta hal-hal yang harus diilakukan peserta untuk menjaga ekosistem pantai dan terumbu karang. Para peserta diimbau untuk tidak membuang sampah plastik ke laut dan tidak menyentuh apapun di laut, terutama terumbu karang dan binatang laut lainnya ketika sedang melakukan snorkeling, hal ini dijelaskan oleh Hermijal selaku owner dari Aceh Vacation Partner, “Laut memiliki rantai makanan dan ekosistemnya sendiri. Menyentuh karang, bintang laut dan memberi makan ikan dengan roti, dapat menyebabkan ekosistem ini sedikit demi sedikit goyah. Karang jika disentuh akan cepat mengalami pemutihan, dan ikan yang sering diberi makanan akan terganggu dari rantai makanan alaminya, sehingga ekosistem laut akan berubah nantinya.”
Setelah sesi edukasi, peserta diberangkatkan menuju Pulau Nasi yag berada digugusan kepulauan Aceh.  Setelah berada cukup dekat dengan pulau, para peserta turun satu persatu melalui boat dan mulai bersnorkelling menuju pulau. Dalam kegiatan snorkelling peserta mengobservasi ekosistem terumbu karang perairan Pulau Nasi yang benar-benar masih terjaga dengan baik. 


            Selain Snorkelling, kegiatan Ekowisata ini juga menyertakakan kegiatan edukasi Terumbu Karang yang menjelaskan tentang seluk beluk Terumbu Karang Indonesia dan fakta-fakta kondisi terumbu karang saat ini. Para peserta pun menanggapi semua ini dengan antusias, dan cukup terkejut terhadap beberapa fakta baru yang mereka ketahui. “Kami sangat berharap, dengan kegiatan ini para peserta akan menjadi agent lingkungan terhadap orang-orang sekitar mereka ketika mereka pulang nanti. Mereka akan memahami bahwa untuk menjaga lingkungan dibutuhkan kerjasama dari manusia. Dan yang dapat memulainya adalah kita sendiri”, jelas Azrul, sebagai ketua Panitia Senusa Aceh 2016.
Pada akhir kegiatan para peserta bersama dengan panitia dan penyelenggara, memasang papan informasi sebagai wujud kerjasama dalam sebuah bentuk pengabdian  kepada masyarakat Pulau Nasi.  Papan ini nantinya akan menjadi salah satu peninggalan dari kegiatan KOPHI SENUSA Aceh 2016, selain tentunya juga 20 pemikiran baru untuk menjaga lingkungan dengan lebih baik.




Comments

Post a Comment