Nana Dan Yunda Terpilih Menjadi Duta Lingkungan


Cs: Nana dan Yunda
BANDA ACEH - Dua putri Aceh, Nana Diana dan Yunda Fachrunniza, terpilih menjadi Duta Muda Lingkungan Bayer (Bayer Young Environmental Envoy) 2013 setelah berhasil mempresentasikan karya tulisnya masing-masing tentang menyelamatkan lingkungan dari pencemaran, yang berlangsung sejak Juni hingga Oktober lalu, di Jakarta.
Nana Diana (20), mahasiswi Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), memulai penelitiannya dengan melihat banyaknya kertas yang digunakan oleh para mahasiswa. Banyaknya kertas yang terbuang begitu saja, memberi inspirasi baginya untuk membuat penelitian dan menghasilkan sebuah karya ilmiah.
Nana pun kemudian mengolah kertas-kertas bekas yang terbuang percuma itu menjadi material bangunan, yaitu diolah menjadi batu bata tahan gempa. Batu bata yang terbuat dari kertas ini cocok untuk bangunan-bangunan di Aceh yang tergolong sebagai satu daerah yang rawan gempa bumi.
Menurut Nana yang mengirimkan karyanya pada pemilihan duta muda lingkungan bayer yang diselenggarakan PT Bayer Indonesia ini, batu bata kertas memiliki kelebihan dibandingkan batu bata merah yang umum digunakan. “Lebih ringan karena berat jenisnya lebih kecil dari bata merah,” katanya.
Dengan pemasangan material ringan seperti bata kertas itu, sebut Nana, maka massa bangunan juga ringan, sehingga efek getaran gempa terhadap bangunan lebih kecil. “Proses pembuatan batu bata kertas ini tidak sulit. Awalnya kertas-kertas bekas yang telah dikumpulkan direndam dalam air, kemudian dihancurkan,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Nana, kertas yang sudah dihancurkan dengan menggunakan penggilingan khusus itu, disaring dan dijemur di terik matahari. “Apabila panasnya normal maka cukup satu hari saja dijemur, setelah berbentuk seperti bubuk kertas baru dicetak menggunakan alat cetak batu bata,” jelasnya.
Sementara itu, Yunda Fachrunniza (20), mahasiswi program studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unsyiah, yang juga mengikuti perlombaan pemilihan Duta Muda Lingkungan yang diselenggarakan PT Bayer Indonesia, lebih tertarik melakukan penelitiannya terkait limbah domestik yang dihasilkan dari rumah tangga.
Menurut gadis asal Lamno, Aceh Jaya itu, limbah cair yang berasal dari sabun dan deterjen ini dapat menyebabkan kontaminasi. “Apabila tidak segera ditangani, maka dapat mencemari air dan lemak-lemak sampah itu juga dapat menyebabkan air menjadi bau,” terang Yunda kini duduk di semester lima.
Proyek penelitian yang dilakukannya adalah dengan mendesain keranjang sampah yang ada di wastafel menggunakan karbon aktif dan ijuk kelapa. Penyaringan dengan menggunakan karbon aktif dapat menyerap limbah sehingga kadar limbah dan bau yang dihasilkan berkurang. “Sementara ijuk dapat langsung memisahkan antara sampah dan air sehingga tidak terjadi penyumbatan di saluran pembuangan,” kata Yunda.
Kedua gadis yang memiliki hobi membaca, traveling, dan meneliti ini awalnya mengikuti perlombaan ini hanya untuk menambah wawasan dan ilmu saja. “Sama sekali nggak menyangka bisa masuk final 11 besar dari 30 peserta. Meski gak dapat juara tapi menjadi Duta Muda Lingkungan bersama 10 finalis lainnya alhamdulillah sekali,” ujar Yunda.(hs)

source: serambinews.com

Comments

Post a Comment