KOPHI ACEH dan Hari Bumi. Kotaku, kotamu, Bumi milik kita bersama.

Salam Lestari pegiat lingkungan!

                Dalam rangka memperingati hari Bumi di tahun 2016 ini, Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Aceh mengadakan sebuah kolaborasi akbar bersama lebih dari 50 komunitas untuk melakukan perubahan yang berarti bagi Bumi dan dimulai dari kota kita sendiri. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara festifal city dengan tagline “KOTAKU KOTAMU KOTA KITA SEMUA” terdiri dari aksi-aksi sosial, lomba dan acara puncak yang dimulai dari tanggal 22 April – 8 Mei 2016.
                Aksi peringatan hari Bumi ini dimulai dengan rangkaian kegiatan berupa :
1.  Aksi penanaman di titik 0 kota Banda Aceh
2. Aksi pembersihan di jembatan Ulee Lheue - kp. Jawa
3. Aksi edukasi limbah dan pilah sampah di Tps 3R Gampong Lambung
Kegiatan-kegiatan ini dipelopori oleh cluster Green city yang merupakan induk kolaborasi dari 13 komunitas lingkungan hidup Aceh dan Cluster Youth social. Kegiatan ini dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.00, dengan peserta lebih dari 60 orang. Kegitan awal, dimulai dengan penanaan bibit tumbuhan di titik 0 Kota Banda Aceh, yaitu Gp. Pande yang merupakan salah satu daerah yang akan ditargetkan menjadi daerah ‘hijau’ kota Banda Aceh.
Selanjutnya kegiatan berpindah ke pembersihan dan pemilahan sampah di jembatan Ulee Lheu. Pemilahan sampah ini adalah kegiatan yang ditargetkan  menjadi ‘kebiasaan’ baru bagi masyarakat kota Banda Aceh menuju Aceh bebas sampah 2020 nanti. Para anggota terlihat sangat bersemangat dalam memilah sampah yang sesuai agar dapat didaur ulang kembali. Setelah pemilahan sampah, koordinator Cluster Green city yang juga merupakan Ketua KOPHI ACEH mengajak anggotanya untuk mengikuti edukasi pemilahan dan penglolahan sampah di TPS3R Gp. Lambung.
                                                                                             
Disini para anggota belajar bagaimana mengolah sampah-sampah menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali dengan baik. Sampah yang sudah dipilah kemudian didaur berdasarkan jenis masing-masing sampah. Utnuk yang organik diolah menjadi pupuk kompos, dan sampah plastik disatukan untuk kemudian didaur ulang menjadi beberapa produk kreatif dan sisanya akan kembali didaur menjadi plastik. TPS 3r Gp.Lambung adalah salah satu usaha daur ulang sampah mandiri milik salah satu warga Gp. Lambung, Gemal Bakri. Menurut Gemal, pemilahan sampah diawali oleh keluarganya sendiri dan kemudian menjadi contoh yang kemudian diikuti oleh masyarakat di Gp. Lambung tersebut. TPS ini menyediakan satu karung pupuk kompos gratis bagi setiap warga yang mengantarkan sampah yang sudah dipilah ke TPS tersebut.
Apa yang dilakukan oleh warga Gp. Lambung dapat menjadi trendsetter bagi masyarakat lainnya jika hal ini terus disorot oleh para pegiat lingkungan. Dampaknya akan sangat baik bagi kelangsungan ekosistem disekitar kita.

 

Dari peringatan hari Bumi ini, kami berharap kegiatan ini dapat membiasakan dan menyadarkan kita tentang bagaimana seharusnya kita sebagai manusia bersikap dan berupaya untuk menjaga lingkungan dengan baik. Simbolisnya adalah, kegiatan menanam mencerminkan kita menanam kembali pepohonan agar menjadi ‘tunas’ baru bagi bumi di masa depan, membersihkan sampah yang telah kita hasilkan mencerminkan bagaimana seharusnya kita bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan disekitar kita. Produk-produk bekas dari makanana, minuman dan kebutuhan kita tidak sepenuhnya dapat diurai, pada kesempatan inilah kita diajarkan untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali, agar lingkungan tetap terjaga dengan baik. 


Ini Aksi kami, mana aksi mu?

Comments