"Resolusi Awal Tahun Persampahan di Indonesia: Mari Bersatu untuk Indonesia Bebas Sampah 2020"

27 Februari 2017
Press Release

Menyambut segala kesempatan baru di tahun 2017 ini kita tentu masih diingatkan oleh salah satu PR terbesar umat manusia di Bumi saat ini. Sampah. Tentu pula kita belum lupa dengan tragedi mengerikan yang terjadi 12 tahun lalu saat gunungan sampah di TPA Leuwi Gajah Bandung longsor, menelan ratusan korban dan ‘menghilangkan’ 2 kampung adat dari peta Jawa Barat. Tahun-tahun berlalu, namun hingga sekarang masih belum ada perkembangan yang signifikan akan persoalan persampahan di Indonesia. Bahkan dalam dua tahun belakangan Indonesia lebih dikenal sebagai penyumbang sampah plastik kedua terbesar ke lautan dunia. Lebih jauh lagi, tragedi longsornya TPA kembali terjadi, dan kini lokasinya ada di Sumurbatu Bekasi tahun 2016. Tahun 2017, awal tahun harapan baru, resolusi baru. Sampah-sampah itu masih ada, ‘memakan’ setiap petak tanah subur yang kita tinggalakan untuk generasi mendatang. Namun kali ini mari kita berharap untuk mulai ‘mengerjakan’ PR Bebas Sampah ini sedikit demi sedikit.  Meski masih banyak tantangan yang dihadapi terkait isu persampahan di Indonesia, tentu kita tidak akan membiarkan warga dunia akan merasakan dampaknya. Satu hal yang kini kita sadari,  Indonesia kini sedang darurat sampah.
Pemikiran darurat sampah kemudian melahirkan sebuah gerakan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang melibatkan seluruh komunitas, masyarakat dan pemerintah untuk berkolaborasi menangani sampah di Indonesia. Gerakan ini diawali pada tahun 2015 dengan tujuan #IndonesiaBebasSampah2020. Partisipasi kegiatan ini melingkupi skala Nasional, dan Aceh merupakan salah satu daerah yang ikut serta. Pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2016, dalam http://bergerak.bebassampah.id terdata 1024 komunitas dari 155 Kota/Kabupaten ikut bergerak pada HPSN 21 Februari 2016 yang menghasilkan Deklarasi Bebas Sampah untuk seluruh Indonesia. Kolaborasi masal pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, artis, media dan berbagai individu yang memiliki kepedulian terkait persoalan sampah, serentak melakukan kerja bakti nasional di masing-masing wilayah.
Aceh adalah salah satu provinsi yang telah ikut terlibat dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016. Dalam peringatan HPSN 2016, lebih dari 55 komunitas ikut mendeklarasikan Banda Aceh Bersih dan Indonesia Bebas Sampah 2020. Banda Aceh juga merupakan kota pertama yang mencanangkan penggunaan kantong plastik berbayar yang diresmikan oleh Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal
Pada tahun HPSN 2017 ini, Aceh kembali ikut bergerak bersama gerakan Deklarasi Bebas Sampah Nasional, dengan mengikut sertakan lebih dari 106 komunitas, ratusan warga, pemerintah dan stakeholder yang terlibat. KOPHI Aceh adalah salah satu komunitas yang turut serta dalam aksi ini. 
Aksi HPSN 2017 di Aceh terdiri dari dua aksi yang dimulai pada tanggal 25 dan berakhir pada tanggal 26 Februari 2017. Aksi pertama adalah ‘Under water clean up’ yaitu pembersihan wilayah perairan laut oleh beberapa komunitas penyelam Aceh. Lokasi yang dipilih untuk aksi pembersihan laut ini adalah pantai Ulee Cot dan tepi pantai Ulee Lheue –Kp. Jawa, Banda Aceh. Wilayah adalah salah satu TPA terbesar di Banda Aceh yang mulai mengkhawatirkan. Aksi Clean Up Water ini berhasil mengumpulkan sekitar 163 kg sampah.
Selanjutnya aksi kedua yang merupakan acara puncak kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2017, di 8 titik berbeda kawasan pantai Ulee Lheue Banda Aceh. Anggota KOPHI dan ratusan orang lainnya bergabung bahu membahu membersihkan setiap sampah di sepanjang lokasi. Dalam aksi kedua ini terkumpul lebih dari 1,5 ton sampah yang notabenya didominasi oleh sampah non plastik. Kolaborasi masal yang menakjubkan tersebut dilanjutkan dengan aksi deklarasi sumpah untuk menjaga produsi dan pengolahan sampah yang berkelanjutan serta sosialisasi dan kampanye penanganan sampah. Semua kegiatan ini mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat sekitar dan pemerintah yang terkait. Kepedulian untuk mengolah sampah telah menempatkan kita pada resolusi terbaik lingkungan di awal tahun ini.

Kita perlu mengingat kembali dan merefleksikan apa saja yang sudah kita pinjam dari masa depan anak cucu kita. Kita perlu memikirkan apa tindakan nyata untuk lingkungan Indonesia dan dunia. Selagi masih ada harapan, selagi masih ada kesempatan. Mari kita bersatu dan terus bergerak untuk Indonesia #BebasSampah2020. 

Inisiatif Indonesia #BebasSampah terbentuk dari semangat kerelawanan dan kolaborasi dari berbagai masyarakat yang peduli untuk mewujudkan cita-cita Indonesia #BebasSampah2020 tanpa adanya kepentingan Suku, Agama, Ras, Golongan dan Politik apapun. Bersama-sama seluruh entitas yang memiliki kepedulian terhadap isu persampahan kita akan kembali bergerak dalam setiap kesempatan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.

DEKLARASI INDONESIA BEBAS SAMPAH 2020
Sebagai upaya menjaga lingkungan demi generasi mendatang yang lebih baik, kami masyarakat Indonesia bertekad mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020. Kami siap untuk bersama-sama:
1. Mengurangi, memilah, dan meletakkan sampah pada tempatnya.
2. Mengelola sampah secara bertanggung jawab
3. Aktif berperan serta dalam kegiatan pengelolaan sampah yang diselenggarkan oleh Pemerintah
Aceh, 2017

“Bebas Sampah adalah sebuah cita-cita yang hanya dapat diwujudkan dengan cara berkolaborasi untuk keberlangsungan masa depan yang lebih baik. Kolaborasi adalah asas Indonesia, termaktum dalam Pancasila ; persatuan, kemusyawaratan dan gotong royong.
Bebas Sampah adalah sebuah tujuan yang berkaitan dengan budaya, pemikiran, serta kebiasaan masyarakat yang dapat diatasi dengan partisipasi masyarakat khususnya pemuda melalui langkah kecil dari diri sendiri, gotong-royong dan membuang sampah pada tempatnya.
Bebas Sampah bukan lagi hanya cita-cita semu tapi sebuah tujuan nyata yang dapat diaplikasikan dengan baik. Semoga ditahun berikutnya semakin banyak pemuda penggiat lingungan yang peduli pada masalah persampahan, pemerintah atau pemangku kebijakan lebih aktif dan masyarakat semakin peduli terhadap sampah”
-Illiza Sa'aduddin Djamal, Walikota Banda Aceh.

“Gotong royong adalah brand utama kegiatan HPSN 2017 ini. Gotong royong dalam memilah, dan peduli terhadap masalah sampah. Namun jauh dibalik itu semua, gerakan ini adalah sebuah edukasi penyadaran agar paham dan peduli dengan sampah yang kita hasilkan sehari-hari. Harapannya, agar di tahun-tahun selanjutnya jumlah sampah yang didapatkan dari gerakan HPSN ini akan terus berkurang. Indikasi dari kesadaran yang mulai timbul, bahwa kita telah bertanggung jawab terhadap sampah dan lingkungan.”
-Aulia, Ketua KOPHI Aceh.






Comments